MENGHITUNG DAN MENENTUKAN MASA SUBUR
Ingin segera menimang momongan? Lakukan hubungan intim saat masa subur. Berikut, berbagai cara menghitung masa subur.
Supaya hamil, harus ada sel telur yang siap dibuahi.
Adanya sel telur ini menunjukkan masa subur seorang wanita. Tetapi,
bagaimana kita bisa mengetahui masa subur tersebut agar tidak meleset,
sehingga bisa terjadi konsepsi (pembuahan)?
“Masa subur bisa diketahui dengan menghitung dari
periode menstruasi, perubahan lendir, dan perubahan suhu tubuh basal,”
terang dr. Lastiko Bramantyo, Sp.OG, dari RSIA Hermina Jatinegara.
Sebenarnya tak terlalu sukar untuk melacaknya
sendiri. Hanya saja memerlukan kecermatan. Yang juga tak kalah penting,
mau bersabar agar diperoleh hasil yang lebih akurat. Minimal, pelacakan
ini dilakukan beberapa kali dalam beberapa bulan.
SIKLUS HAID
Melacak masa subur bisa dilakukan melalui hitungan
siklus haid/menstruasi. Masa subur akan amat mudah terlacak jika haid
kita selalu teratur setiap bulannya. Siklus yang normal, terang Lastiko,
berjalan antara 28-30 hari. Ada pula ahli yang berpendapat, antara
22-35 hari. “Dengan demikian, sel telur keluar pada pertengahan siklus,
sekitar hari ke-14 sampai ke-16 dihitung dari hari pertama menstruasi,”
terang Lastiko.
Jadi, 3 hari sebelum hari ke-14 dan 3 hari setelah
hari ke-16 adalah masa yang memungkinkan bagi sel telur untuk dibuahi.
Perhitungan ini berdasarkan kemungkinan sel sperma yang bisa bertahan
hidup sampai 72 jam sebelum mencapai sel telur.
Siklus normal 28 hari, pertengahan siklusnya hari
ke-14 (28: 2). Berarti masa suburnya, tiga hari sebelum hari ke-14,
yaitu hari ke-11 (14-3) dan tiga hari setelah hari ke-14, yaitu hari
ke-17 (14+3). Jadi, masa subur berlangsung antara hari ke-11 sampai hari
ke-17 (7 hari) dari suatu siklus wanita yang normal.
Misalnya, kita datang bulan pada tanggal 1. Nah, masa subur adalah tanggal 11 (14-3) sampai 19 (16+3) pada bulan tersebut.
Pada mereka yang haidnya tidak teratur (siklus kurang
dari 28 hari), maka masa subur diperhitungkan dari jadwal menstruasi
yang akan datang. Umumnya sel telur akan keluar pada 14 atau 16 hari
sebelum haid yang berikut. Misalnya, perkiraan menstruasi yang akan
datang tanggal 18 Agustus. Diperkirakan sel telur akan keluar pada
tanggal 2 dan 4 Agustus (18-14 hari mundur = 4 Agustus, dan 18-16 hari
mundur = 2 Agustus). Berarti masa subur berlangsung antara 31 Juli (2
Agustus – 3 hari sebelum) sampai 7 Agustus (4 Agustus + 3 hari sesudah).
Jika siklus haid sama sekali tidak teratur,
diperlukan data siklus minimal 6 bulan sampai setahun. Kemudian dihitung
dengan memakai rumus Ogino Knouss. Dicari siklus yang paling pendek
berapa hari dan siklus paling panjang berapa hari. Masa subur ditentukan
berdasarkan siklus terpendek – 18, siklus terpanjang – 11.
Contoh, siklus terpanjang 40 hari, siklus terpendek
28 hari. Maka, 40-11 = 29 dan 28-18 = 10. Jadi, perkiraan masa suburnya
hari ke-10 dihitung sejak menstruasi pertama sampai hari ke-29. Masa
suburnya memang menjadi lebih panjang, tetapi tidak bisa diperkirakan
kepastian yang paling mendekati. Ini disebabkan menstruasi yang kacau
sehingga sulit diketahui, kapan persisnya perkiraan keluarnya sel telur.
Seorang wanita yang siklus menstruasinya kacau
sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk mencari penyebab dan
melakukan pengobatan. Dengan demikian, bisa diketahui masa suburnya.
GETAH LENDIR SERVIKS
Masa subur juga bisa diketahui lewat pemeriksaan
getah lendir (mukus) mulut rahim (serviks). Ini pun dapat kita lakukan
sendiri. Caranya, lendir dari mulut rahim diperiksa setiap hari.
Pada masa subur terjadi perubahan yang bersifat
spinbarkeit. Lendir lentur, tidak terputus jika dipegang, dan lengket
seperti agar-agar.
Kalau mau lebih pasti, lendir ini bisa diperiksa ahli
pada objek gelas dibawah mikroskop. Lendir yang terjadi pada masa
subur, akan terlihat berbentuk seperti daun pakis.
UKUR SUHU
Cara lain yang bisa ditempuh adalah mengukur suhu
tubuh basal. Saat ovulasi, sel telur dilontarkan dari kantung yang
matang. Selanjutnya, tempat asal sel telur tadi (korpus luteum)
memproduksi hormon progesteron yang bertugas menyiapkan jaringan dalam
rahim untuk menerima sel telur yang telah dibuahi. Terbentuknya
progesteron ini mengakibatkan kenaikan suhu tubuh.
Lakukan pengukuran suhu badan pada pagi hari setelah
bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas apa pun, seperti turun dari
tempat tidur, ke kamar mandi, makan, atau minum. Kerjakan setiap hari
pada jam yang sama selama tiga bulan. Gunakan termometer yang dimasukkan
ke dalam mulut atau dubur (bukan yang dijepit di ketiak). Letakkan
termometer di bawah lidah selama 5-6 menit. Tutup mulut selama
pengukuran berlangsung. Catatlah perubahan suhu yang terjadi setiap
hari. Jangan lupa untuk menghubungkan catatan hari ini dengan hari-hari
berikutnya, sehingga membentuk kurva.
Pada saat ovulasi, akan terlihat, mula-mula grafik
turun sedikit dari perhitungan hari sebelumnya. Kemudian akan naik
dengan beda paling sedikit dua derajat celcius. Kalau sudah naik, kurva
akan tetap di atas, tidak akan turun lagi.
Suhu normal tubuh biasanya 35,5 – 36 derajat Celcius.
Pada waktu ovulasi suhu akan turun dulu dan naik bisa mencapai 37-38
derajat dan tidak akan kembali pada suhu 35 derajat. Pada waktu
perubahan itulah terjadi masa subur. Kondisi kenaikan suhu tubuh ini
akan terus terjadi sekitar 3-4 hari.
Kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat karena
produksi progesteron menurun, sehingga suhu tubuh pun turun. Dan
akhirnya kembali pada suhu tubuh normal, seperti sebelum menstruasi
terjadi.
Bila pada grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak
terjadi kenaikan suhu tubuh, bisa berarti tidak terjadi masa subur
karena tidak adanya korpus leteum yang akan memproduksi progesteron. Ini
juga berarti tidak akan terjadi kenaikan suhu tubuh.
Sebaliknya, jika kenaikan suhu tubuh terus
berlangsung setelah masa subur, pertanda dimulainya kehamilan. Karena
jika sel telur berhasil dibuahi, berarti korpus leteum akan terus
memproduksi hormon progesteron. Dengan demikian, suhu tubuh pun tetap
tinggi.
Syarat menentukan masa subur dengan pengukuran suhu
tubuh adalah dalam 3 bulan, suhu tubuh tidak dalam keadaan demam, tidak
tidur di dekat lampu yang sangat panas, atau dengan AC yang sangat
dingin. “Kalau suhu badan kacau, susah mengukurnya dan pemeriksaan pun
gagal,” kata Lastiko.
LEWAT USG
Sekarang ini, lewat pemeriksaan USG secara serial,
bisa diketahui masa subur seorang wanita. Caranya dengan melihat
kelenjar telur, perkembangan terjadinya sel telur sampai sel telur
tersebut matang dan hendak keluar (ovulasi). Cara ini bisa dimanfaatkan
oleh wanita yang mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur.
Dengan pemeriksaan USG secara serial 2-3 hari dapat
diukur siklus haidnya, tanggalan haid, dan tanggalan timbul ovulasi.
“Perkembangan ini akan terus dipantau. Dari mulai sel telur terbentuk
hingga menghilang.” Nah, jika sudah diperoleh saat terjadinya ovulasi,
segera dilakukan pencatatan pada hari ke berapa masa subur itu terjadi,
dihitung dari hari pertama menstruasi.
Riesnawiati Soelaeman/Dedeh Kurniasih.
Faktor Pendukung Kehamilan
Setiap kelainan yang terjadi pada organ reproduksi
wanita harus diwaspadai. Sebab, setiap kelainan akan berpengaruh pada
terjadinya ovulasi.
* Infeksi
Infeksi atau peradangan (yang sudah lalu, kronis, dan
sedang berlangsung) yang merusak indung telur dan tuba Fallopi
berpengaruh pada kelangsungan pertemuan sel sperma dengan sel telur.
Jika saluran tersumbat, sperma tidak bisa mencapai sel telur. Pertemuan
yang normal terjadi pada bagian yang menggelembung (Ampula) dari tuba
Fallopi.
* Sel Telur
Sel telur mempengaruhi kesuburan. Ovulasi terjadi
kalau kelenjar telur berfungsi dengan baik. Jadi, jika ada kelainan akan
menganggu sel telur tersebut, seperti adanya kista, endometriosis, atau
tumor.
* Ketidakseimbangan Hormon
Ketidakseimbangan hormon dapat mencegah terjadinya
pelepasan sel telur secara teratur atau berpengaruh pada produksi hormon
(progesteron). Salah satunya, pengaruh hormon hipopysa (terletak di
kelenjar bawah otak) yang mampu merangsang kematangan sel telur. Jika
terdapat tumor di kelenjar hipopysa, stimulasi pertumbuhan telur tak
terjadi dan berakibat produksi sel telur terganggu.
* Getah Serviks
Kehamilan pun sulit dicapai jika lendir atau getah
serviks mengandung zat antibodi atau anti-imun, zat penolak sperma.
Setiap kali sperma masuk, badan membuat zat antinya. Keadaan ini bisa
dilihat dengan melakukan uji pasca sanggama. Getah lendir diambil usai
terjadi sanggama. Lendir yang mengandung antibodi mengakibatkan banyak
sperma mati dan tidak bergerak.
* Kerusakan Struktural
Rahim (uterus) yang menjadi tempat janin tumbuh harus
dalam keadaan normal dan sehat. Kehamilan sulit dicapai apabila
terdapat cacat uterus karena infeksi, permukaan yang abnormal, fibroid
(tumor jinak), tumor ganas (kanker), dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar